Jika kita berbicara mengenai makanan khas Lampung, rata-rata orang hanya mengenal keripik pisang cokelat. Ya, kelezatan keripik pisang lampung memang sudah termahsyur ke mana-mana. Namun, sesungguhnya makanan khas Lampung tak terbatas pada keripik pisang. Sudah pernah dengar seruit? Hmmm… apa tuh, ya? Nah, seruit adalah salah satu makanan khas Lampung. Baru pernah dengar, ya? Hehehe…
Seruit berasal dari kata “nyeruit” yang artinya kegiatan makan yang dilakukan bersama-sama. Ini tak lepas dari adat masyarakat
Lampung yang gemar berkumpul dan berilahturahim, baik antar saudara maupun tetangga. Nah, saat berkumpul dan bersilahturahim itulah, mereka memerlukan makanan yang bisa dimakan bersama-sama, yaitu seruit. Seruit merupakan masakan ikan yang digoreng atau dibakar lalu dicampur dengan sambel terasi, tempoyak (olahan durian), atau mangga.
Proses Mengolah Seruit
Ikan yang digunakan biasanya adalah ikan sungai seperti ikan belida, baung, patin, dan layis. Ikan lalu dibumbui dengan bawang putih, garam, dan jahe yang dihaluskan. Lalu ikan dibakar selama kurang lebih sepuluh menit. Setelah ikan setengah matang, ikan lalu diolesi dengan kecap manis dan campuran bumbu bawang putih, garam, dan ketumbar. Sedangkan sambal yang digunakan untuk campuran seruit terbuat dari bumbu-bumbu cabai merah, cabai kecil, garam, msg, rampai, dan terasi bakar yang ditumbuk hingga halus.
Seruit lalu ditambahkan dengan tempoyak. Tempoyak ini adalah durian yang diawetkan dengan cara fermentasi lalu dihaluskan. Jangan bayangkan rasa durian yang legit. Tempoyak justru memiliki citarasa asam akibat proses fermentasi. Cara mengolahnya kurang lebih yaitu: durian yang sudah masak dipisahkan dari bijinya, lalu diberi sedikit garam. Setelah itu, ditambahkan dengan cabe rawit untuk mempercepat proses fermentasi. Adonan tempoyak ini lalu disimpan dalam wadah tertutup rapat dan disimpan dalam suhu ruang selama beberapa hari.
Tak hanya tempoyak, seruit pun disantap dengen pelengkap berupa lalapan. Biasanya menggunakan daun kemangi, terong bakar, jengkol, daun jambu monyet, mentimun, dan labu siam rebus. Semua bahan ini lalu diolah menjadi satu. Wah… nikmatnya seruit yang disantap dengan nasi putih hangat! Citarasa pedas, asam, dan manis akan membuat Anda tak bisa berhenti menyantap seruit ini hingga tandas.
Setelah menyantap seruit yang pedas-pedas tapi nikmat, minuman yang biasanya dihidangkan sebagai “teman” bersantap seruit adalah serbat. Serbat merupakan minuman khas Lampung yang terbuat dari mangga kweni. Jadi, mangga kweni ini diserut kecil-kecil kemudian dicampur dengan air gula, susu kental manis dan es.
( Kutip : "http://klikhotel.com" | - AG )
Seruit berasal dari kata “nyeruit” yang artinya kegiatan makan yang dilakukan bersama-sama. Ini tak lepas dari adat masyarakat
Lampung yang gemar berkumpul dan berilahturahim, baik antar saudara maupun tetangga. Nah, saat berkumpul dan bersilahturahim itulah, mereka memerlukan makanan yang bisa dimakan bersama-sama, yaitu seruit. Seruit merupakan masakan ikan yang digoreng atau dibakar lalu dicampur dengan sambel terasi, tempoyak (olahan durian), atau mangga.
Proses Mengolah Seruit
Ikan yang digunakan biasanya adalah ikan sungai seperti ikan belida, baung, patin, dan layis. Ikan lalu dibumbui dengan bawang putih, garam, dan jahe yang dihaluskan. Lalu ikan dibakar selama kurang lebih sepuluh menit. Setelah ikan setengah matang, ikan lalu diolesi dengan kecap manis dan campuran bumbu bawang putih, garam, dan ketumbar. Sedangkan sambal yang digunakan untuk campuran seruit terbuat dari bumbu-bumbu cabai merah, cabai kecil, garam, msg, rampai, dan terasi bakar yang ditumbuk hingga halus.
Seruit lalu ditambahkan dengan tempoyak. Tempoyak ini adalah durian yang diawetkan dengan cara fermentasi lalu dihaluskan. Jangan bayangkan rasa durian yang legit. Tempoyak justru memiliki citarasa asam akibat proses fermentasi. Cara mengolahnya kurang lebih yaitu: durian yang sudah masak dipisahkan dari bijinya, lalu diberi sedikit garam. Setelah itu, ditambahkan dengan cabe rawit untuk mempercepat proses fermentasi. Adonan tempoyak ini lalu disimpan dalam wadah tertutup rapat dan disimpan dalam suhu ruang selama beberapa hari.
Tak hanya tempoyak, seruit pun disantap dengen pelengkap berupa lalapan. Biasanya menggunakan daun kemangi, terong bakar, jengkol, daun jambu monyet, mentimun, dan labu siam rebus. Semua bahan ini lalu diolah menjadi satu. Wah… nikmatnya seruit yang disantap dengan nasi putih hangat! Citarasa pedas, asam, dan manis akan membuat Anda tak bisa berhenti menyantap seruit ini hingga tandas.
Setelah menyantap seruit yang pedas-pedas tapi nikmat, minuman yang biasanya dihidangkan sebagai “teman” bersantap seruit adalah serbat. Serbat merupakan minuman khas Lampung yang terbuat dari mangga kweni. Jadi, mangga kweni ini diserut kecil-kecil kemudian dicampur dengan air gula, susu kental manis dan es.
( Kutip : "http://klikhotel.com" | - AG )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar